Tinju adalah olahraga yang tergolong keras dan menimbulkan banyak cedera. Berdasarkan data dari laman Active & Safe Central, terdapat 17,1 sampai 23,6 cedera per 100 pertandingan tinju. Bahkan, diperkirakan terjadi 4 cedera per 100 menit, baik di pertandingan tinju profesional atau amatir. Petinju perempuan memiliki tingkat cedera 8,9 per tahun, sementara petinju laki-laki memiliki tingkat cedera 13,3 per tahun. Lantas, cedera apa yang paling sering dialami oleh petinju?
1. Fraktur petinju
Yang pertama adalah fraktur petinju. Ini merupakan fraktur yang terjadi di tulang metacarpal. Biasanya, cedera ini timbul akibat meninju benda yang keras dan tidak bergerak, ungkap laman The Physio Company.
Apa yang terjadi jika kita mengalami fraktur petinju? Kita akan merasakan sakit dan bengkak di tulang di bawah jari-jari. Selain itu, kita akan kesulitan menggerakkan jari-jari dan muncul memar. Setidaknya, cedera ini dialami oleh 20 persen petinju.
2. Dislokasi bahu
Selanjutnya, dislokasi bahu juga sering terjadi. Ini terjadi saat tulang humerus (bagian atas lengan) menjauh dari skapula (tulang belikat), tutur laman Physio Room. Pemisahan ini terjadi di sendi glenohumeral.
Cedera ini ditandai dengan perubahan penampilan bahu, timbul rasa sakit, dan bahkan bisa sulit bergerak apabila dibiarkan. Setidaknya, ada tiga variasi dislokasi bahu, yaitu anterior, dislokasi posterial, dan dislokasi inferior. Dislokasi bahu membutuhkan waktu pemulihan 12-16 minggu.
3. Luka dan memar
Meskipun tidak seserius cedera lain, luka dan memar justru paling sering dialami oleh petinju. Cedera ini bisa terjadi di mana saja, tetapi yang paling umum adalah di wajah. Biasanya, luka dan memar diakibatkan oleh hantaman sarung tangan atau benturan kepala ke wajah, ungkap laman World Boxing Association.
Penanganan luka cukup dengan dibersihkan dengan benar, dikeringkan lalu dibalut. Sementara, memar bisa diatasi dengan kompres dingin atau membungkus es dengan handuk dan ditempelkan ke area yang terdampak, tutur laman The Physio Company.
4. Gegar otak
Bisa dibilang, gegar otak adalah salah satu cedera tinju yang paling serius. Menurut studi berjudul "Contact Sport Concussion Incidence" yang diterbitkan di The Journal of Athletic Training pada tahun 2006, ditemukan bahwa tinju memiliki insiden gegar otak tertinggi, yaitu 0,8 per 10 putaran pertandingan.
Seseorang yang mengalami pukulan berulang di kepala selama bertahun-tahun bisa menyebabkan kerusakan permanen, ujar laman The Physio Company. Efek jangka pendeknya adalah pusing, mual, dan sakit kepala. Dan jika dibiarkan bisa memicu kerusakan otak parah, penyakit Parkinson, serta demensia.
Dalam olahraga tinju, hidung adalah organ yang cukup rentan cedera. Seperti yang dialami oleh petinju Mike Perry dalam pertandingan melawan Vicente Luque di ajang UFC Fight Night 156. Ia mengalami hidung patah yang cukup parah hingga menyebabkan ia sulit bernapas, ujar laman Metro Sport.
Jika ini terjadi, pertolongan pertama yang harus dilakukan adalah mengompres hidung dengan es. Tujuannya untuk menghentikan pendarahan, mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, tutur laman Short Boxing. Setelahnya, kamu bisa pergi ke dokter dan melakukan sinar X untuk melihat apakah ada tulang yang patah.
6. Keseleo pergelangan tangan
Tangan adalah anggota tubuh yang paling sering digunakan di olahraga tinju. Oleh karena itu, bukan hal yang aneh jika petinju mengalami keseleo pergelangan tangan. Menurut laman Drugs.com, ligamen yang menghubungkan tulang di pergelangan tangan dapat terkoyak akibat gerakan menekuk, memutar, atau benturan ekstrem mendadak.
Di kalangan orang biasa, pergelangan tangan terkilir cukup jarang terjadi. Sementara, kondisi ini cukup umum di kalangan atlet dan menyumbang 3-9 persen dari semua cedera olahraga. Biasanya, cedera ini bisa sembuh sendiri dengan kompres es dan obat anti inflamasi seperti ibuprofen untuk meredakan rasa sakit. Tetapi, jika sangat parah, kita memerlukan bantuan terapis fisik atau bahkan pembedahan.
7. Cedera buku-buku jari
Dan terakhir ada cedera buku-buku jari alias boxer's knuckle. Cedera ini terjadi di sendi metacarpophalangeal. Gejalanya bisa ditandai dari nyeri dan pembengkakan di sekitar buku jari tangan, ungkap laman Hand Sport Surgery Institute.
Apabila kita mengalami kondisi ini, kita mungkin akan kesulitan meluruskan jari sepenuhnya, mengalami ketidakstabilan sendi, dan tendon ekstensor menjadi patah. Dalam derajat ringan, ini bisa diatasi dengan kompres es, istirahat, dan obat anti-inflamasi. Namun, jika sudah parah, maka perlu pembedahan. Nah, itulah 7 cedera yang paling sering dialami oleh petinju. Semoga informasi singkat ini bermanfaat!
0 Komentar